Apa sebenarnya hukum sholat sunnah qobliyah
jumat, mengapa ada begitu banyak kalangan yang berselisih pendapat dalam
masalah ini, argumentasi bertebaran dimana-mana dengan dalil dan pendapat masing-masing,
tak jarang ada yang saling mencela dan menghina, bahkan ada yang sampai
mengkafirkan dan memboikot golongan-golongan tertentu yang dianggap tidak
sesuai dengan pendapat golongannya. Mari kita coba melihat dengan menggabungkan
pendapat-pendapat yang ada dengan dalil dan argumentasi yang kuat dan logis.
DALIL TENTANG SHOLAT SUNNAH
QOBLIYAH JUMAT
Ada beberapa dalil tentang sholat sunnah
sebelum khatib naik mimbar, diantaranya:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مُغَفَّلٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: بَيْنَ كُلِّ
أَذَانَيْنِ صَلاَةٌ بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلاَةٌ بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ
صَلاَةٌ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ لِمَنْ يَشَاءُ. ((رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
وَمُسْلِمٌ))
وَالْمُرَادُ بِالْاَذَانَيْنِ اْلاَذَانُ
وَاْلاِقَامَةُ بِاتِّفَاقِ الْعُلَمَاءِ.
Dari Abdullah
bin Mughaffal Radhiyallahu’anh, dari Nabi Shallahu’alaihi wasallam, bersabda:
“Di antara setiap dua adzan, terdapat shalat yang didirikan. Di antara setiap
dua adzan, terdapat shalat yang didirikan. Di antara setiap dua adzan, terdapat
shalat yang didirikan.” Nabi Shallahu’alaihi wasallam bersabda pada ucapan
ketiga: “Bagi yang menghendakinya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Maksud dari
kata dua azan pada hadis ini adalah azan dan iqomah berdasarkan kesepakatan
para ulama.
Juga hadis:
عن سَلْمَانَ الْفَارِسِي رضي الله عنه قَالَ : قَالَ
النَّبِي صلى الله عليه وسلم : ( لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ،
وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ ، وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ ، أَوْ
يَمَسُّ مِنْ طِيبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ ، فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ،
ثُمَّ يُصَلِّى مَا كُتِبَ لَهُ ، ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ الإِمَامُ ،
إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الأُخْرَى ) رواه البخاري :
883
Dari Salmaan
Al Faarisi, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seseorang mandi pada hari Jum’at, lalu ia bersuci semampu dia, lalu
ia memakai minyak atau ia memakai wewangian di rumahnya lalu ia keluar, lantas
ia tidak memisahkan di antara dua jama’ah (di masjid), kemudian ia melaksanakan
shalat yang ditetapkan untuknya, lalu ia diam ketika imam berkhutbah, melainkan
akan diampuni dosa yang diperbuat antara Jum’at yang satu dan Jum’at yang lainnya.”
(HR. Bukhari no. 883)
Juga hadis
Rasulullah:
عَنْ أَبِي صَالِحٍ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، وَعَنْ أَبِي
سُفْيَانَ ، عَنْ جَابِرِ قَالَ : جَاءَ سُلَيْكٌ الْغَطَفَانِيُّ وَرَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ فَقَالَ لَهُ : أَصْلَيْتَ رَكْعَتَيْنِ
قَبْلَ أَنْ تَجِيءَ ؟ قَالَ : لَا ، قَالَ : فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ وَتَجَوَّزْ
فِيهِمَا
Dari Abu
Shalih, dari Abu Hurairah, dan dari Abi Sufyan dari Jabir, yang berkata: Sulaik
al-Ghathafani datang ketika Rasulullah Shallahu’alaihi wasallam sedang khutbah.
Lalu Rasulullah Shallahu’alaihi wasallam berkata kepadanya: “Apakah kamu sudah
menunaikan shalat sebelum datang kemari?” Sulaik menjawab: “Tidak.” Rasulullah
Shallahu’alaihi wasallam bersabda: “Shalatlah dua raka’at dan percepatlah.”
(HR. ibnu majah)
Juga hadis:
وعن ثعلبة بن أبي مالك أنهم كانوا في زمان عمر بن الخطاب
يصلون يوم الجمعة حتى يخرج عمر . أخرجه مالك في “الموطأ” (1/103) وصححه النووي في
“المجموع” (4/550).
Dari Tsa’labah
bin Abi Malik, mereka di zaman ‘Umar bin Al Khottob melakukan shalat (sunnah)
pada hari Jum’at hingga keluar ‘Umar (yang bertindak selaku imam). (Disebutkan
dalam Al Muwatho’, 1: 103. Dishahihkan oleh An Nawawi dalam Al Majmu’, 4: 550).
Juga hadis:
وعن نافع قَال : كان ابن عمر يصلي قبل الجمعة اثنتي عشرة
ركعة . عزاه ابن رجب في “فتح الباري” (8/329) لمصنف عبد الرزاق .
Dari Naafi’,
ia berkata, “Dahulu Ibnu ‘Umar shalat sebelem Jum’at 12 raka’at.” (Dikeluarkan
oleh ‘Abdur Rozaq dalam Mushonnafnya 8: 329, dikuatkan oleh Ibnu Rajab dalam
Fathul Bari).
Dan masih
banyak hadis-hadis yang semisal dengan yang diatas. Hadis-hadis yang berbicara
tentang solat sunnah sebelum khatib naik mimbar pada hari jumat. . (Iqbal Mbr)
2 Komentar
Bagaimana cara atau kiat jitu menjual kaos Dakwah, yuk kita simak tulisan ini: Kiat Jitu Merintis Pabrik Kaos Dakwah
BalasHapusJazakallah ust,penjelasannya cukup jelas
BalasHapus