PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah atas selesainya penulisan ringkasan Buku Panduan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berjudul “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi`ah di Indonesia” ini, saya meringkas buku ini karena saya menilai bahwa buku ini sangat penting dan sudah seharusnya setiap individual kaum muslimin membaca buku ini, agar terhindar dari bahaya syi`ah dan dapat terbebas dari jeratan faham sesat syi`ah, karena itulah saya mencoba meringkasnya dengan maksud memudahkan kaum muslimin untuk membacanya.Dalam ringkasan buku ini saya tidak mencantumkan data organisasi dan kelompok syiah secara keseluruhan, saya hanya mencantumkan beberapa saja, dan bagi pembaca yang ingin mengetahui data-data organisasi dan kelompok syiah yang lebih banyak dan komplit, maka saya sarankan untuk merujuk kepada buku aslinya. Buku panduan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mengenal dan mewaspadai penyimpangan Syi`ah diindonesia. yang dibagikan secara gratis oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
SEJARAH SYI`AH
Syiah lahir setelah gagalnya perundingan antara pihak pasukan khalifah Ali bin Abi Thalib dengan pihak Mu`awiyyah bin Abi Sufyan di Shiffin yang terkenal dengan sebutan peristiwa At-tahkiim (Arbitrase). Akibat kegagalan itu, sejumlah pasukan menentang kepemimpinannya dan keluar dari pasukan Ali (mereka disebut khawarij) dan sebagian besar pasukan setia kepada khalifah Ali dan disebut syi`ah Ali (pengikut Ali).Istilah syi`ah pada masa Ali hanyalah bermakna pembelaan dan dukungan politik saja, dan hanya bersifat kultural dan bukan bercorak aqidah seperti yang dikenal pada masa sesudahnya hingga sekarang, karena kelompok syi`ah Ali pada awal-awal kemunculannya terdiri dari sebagian besar sahabat dan sebagian tabiin, pada masa itu tidak ada yang berkeyakinan bahwa Ali lebih utama dan lebih berhak atas kekhalifahan dari pada Abu bakar dan Umar. Dan Ali sendiri menekankan bahwa “sebaik-baik umat islam setelah Rasulullah adalah Abu bakar dan umar”
Al-hasan bin Musa An-naubakhti (ulama syi`ah yang hidup pada pertengahan 3H hingga awal 4H) menjelaskan perpecahan kelompok Syi`ah setelah wafatnya Ali karena menentukan siapa yang berhak menjadi imam, syiah terpecah menjadi 3 golongan:
Kelompok ke-1, kelompok Syi`ah Sabaiyah, kelompok yang berpendapat bahwa Ali tidak terbunuh dan tidak akan mati, bahkan mereka terang-terangan mencaci dan berlepas diri dari Abu bakar, umar, usman dan sebagian besar para sahabat, inilah kelompok syi`ah ekstrim pertama, kelompok ini dipimpin Abdullah bin saba` dia asalnya adalah seorang yang beragama yahudi, setelah masuk islam dia menjadi pendukung Ali, dia orang pertam yang mengisukan wajibnya imamah Ali, ketika dia masih beragam yaudi dia pernah mempopulerkan bahwa yusya` bin nuun adalah pelanjut Nabi Musa, maka setelah dia masuk islam dia berpendapat bahwa Ali pelanjut Nabi Muhammad, factor inilah yang membuat orang menuduh bahwa sumber ajaran syi`ah adalah dari yahudi. Penjelasan ini sekaligus menjadi bantahan terhadap syi`ah yang mengklaim bahwa Abdullah bin saba adalah tokoh fiktif ciptaan ahlussunnah.
Kelompok ke-2, kelompok Al-kaisaniyyah, mereka adalah kelompok yang mengkafirkan siapapun yang melangkahi Ali dalam imamah, juga mengkafirkan ahlu shiffin dan ahlu jamal
Kelompok ke-3, kelompok ini berpendapat bahwa pengganti Ali adalah Al-hasan, tapi ketika Al-hasan menyerahkan kepemimpinan kepada Muawiyah mereka mencaci Al-hasan. Bahkan Ibnu Sinan Al-anshori pernah menuduhnya sebagai musyrik.
Menurut Abu Hasan Al-asy`ary perselisihan internal syi`ah itu memunculkan 3 firqah besar, yang menyempal kedalam 45 firqah, sampai sekarang syi`ah Itsna Asyariyah (Rafidhah) adalah aliran terbesar syi`ah yang berkeyakinan bahwa Nabi Muhammad telah menetapkan 12 imam sebagai penerusnya, yaitu:
No. Nama wafat
1 Ali bin abi thalib 41 H/661 M
2 Al-hasan bin Ali bin abi thalib 49 H/669 M
3 Al-husain bin ali bin abi thalib 61 H/680 M
4 Ali bin Al-husain zainal abidin 94 H/712 M
5 Muhammad bin ja`far al-baqir 113 H/731 M
6 Ja`far bin Muhammad as-shadiq 146 H/765 M
7 Musa bin ja`far al-kazhim 128 H/203 M
8 Ali bin musa ar-ridha 203 H/818 M
9 Muhammad bin ali al-jawwad 221 H/835 M
10 Ali bin Muhammad al-hadi 254 H/868 M
11 Al-hasan bin ali al-askari 261 H/874 M
12 Muhammad bin al-hasan al-mahdi al-muntazhar 265 H/878 M
1 Komentar
Terima kasih Mas atas artikel nya, ini sangat berguna, ijin share mas
BalasHapus